1. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu
akan menyesuaikan suhunya dengan kebutuhan bayi. Kehangatan saat menyusu
menurunkan risiko kematian karena hypothermia (kedinginan).
2. Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu
pernafasan dan detak jantung bayi lebih stabil. Dengan demikian, bayi akan
lebih jarang rewel sehingga mengurangi pemakaian energi.
3. Bayi memperoleh bakteri tak berbahaya (bakteri baik)
yang ada antinya di ASI ibu. Bakteri baik ini akan membuat koloni di usus dan
kulit bayi untuk menyaingi bakteri yang lebih ganas dari lingkungan.
4. Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan
berharga yang kaya akan antibodi (zat kekebalan tubuh) dan zat penting lainnya
yang penting untuk pertumbuhan usus. Usus bayi ketika dilahirkan masih sangat
muda, tidak siap untuk mengolah asupan makanan.
5. Asi yang pertama (colostrums) mengandung beberapa
Antibodi yang dapat mencegah infeks pada bayi, sehingga menjamin kelangsungan
hidup sang bayi.
6. Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak
mengganggu pertumbuhan, fungsi usus, dan alergi. Makanan lain selain ASI
mengandung protein yang bukan protein manusia (misalnya susu hewan), yang tidak
dapat dicerna dengan baik oleh usus bayi.
7. Bayi yang diberikan mulai menyusu dini akan lebih
berhasil menyusu ASI eksklusif dan mempertahankan menyusu selama 6 bulan.
8. Sentuhan, kuluman/emutan, dan jilatan bayi pada puting
ibu akan merangsang keluarnya oksitosin yang penting karena:
a. Menyebabkan rahim berkontraksi membantu mengeluarkan
plasenta dan mengurangi perdarahan ibu.
b. Merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi
tenang, rileks, dan mencintai bayi, lebih kuat menahan sakit/nyeri (karena
hormon meningkatkan ambang nyeri), dan timbul rasa sukacita/bahagia.
c. Merangsang pengaliran ASI dari payudara, sehingga ASI
matang (yang berwarna putih) dapat lebih cepat keluar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar