Photobucket Photobucket SELAMAT DATANG DI WWW.EKARAHAYU.TK SEMOGA BERMANFAAT BAGI SEMUANYA BACA JUGA BLOG SAYA YANG LAIN KLIK DISINI

Apa Yang Anda Cari Ada Disini

Loading

Kamis, 01 April 2010

Bekerja , Bukan Penghalang Bagi Ibu dalam Upaya Peningkatan Penggunaan air susu ibu

Menyusui, suatu proses yang alami seumur manusia di dunia ini, adalah proses akhir daripada proses reproduksi    yang   sifatnya    fisiologis.
Menyusui dapat dilakukan oleh setiap wanita normal. Meskipun demikian sering ditemukan pelaksanaannya kurang baik atau tidak benar.
Masalah yang ditemukan dalam dasa warsa terakhir adalah kecenderungan penurunan peranan ibu dalam penggunaan ASI (Air Susu Ibu), terutama ibu yang bekerja. Dampak ini tidak hanya terjadi pada kesehatan ibu maupun bayinya, melainkan bisa pula merugikan bagi sosial ekonomi keluarga bahkan negara. Modernisasi perkembangan industrialisasi susu formula dengan ditunjang periklanan yang semakin gencar di media massa yang menyebabkan konsumennya semakin meluas menyebar ke semua golongan baik golongan atas mupun bawah, informasi yang kurang tentang ASI (Air Susu Ibu) serta makin banyaknya ibu-ibu yang bekerja di luar rumah merupakan faktor-faktor yang bisa mempengaruhi kasus tersebut.  
Kesibukan ibu dalam kesehariannya yang diakibatkan karena bekerja sudah menghilangkan waktu beberapa jam untuk merawat sang bayi. Termasuk juga dalam pemberian ASI. Ibu yang bekerja yang biasanya mendapatkan kesempatan cuti hanya 3 bulan, dirasa tidak cukup waktu untuk memberikan ASI ekslusif. Beberapa diantara mereka mengambil cuti 1 bulan sebelum melahirkan dan 2 bulan sesudah melahirkan. Kondisi ini memungkinkan bagi ibu untuk mulai mengenalkan susu formula pada bayinya sebelum berumur     4 bulan dengan pertimbangan bayi yang dibiasakan mengkonsumsi susu formula lebih awal cenderung lebih aman ditinggalkan sewaktu-waktu untuk kepentingan bekerja. Kasus ini menyebabkan bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif, yaitu bayi hanya diberi ASI saja selama 4 bulan tanpa diberi makanan/minuman tambahan yang lain.
Rasa “tidak percaya diri” terkadang timbul dalam pemikiran mereka. Yang dimaksud tidak percaya diri yang pertama adalah ASI yang diberikan takut tidak mencukupi sesuai kebutuhannya. Yang kedua takut kalau terjadi perubahan bentuk pada payudara yang mengakibatkan perubahan penampilan mereka.
Bagi ibu yang bekerja tidak perlu khawatir dengan kecukupan ASI bagi bayinya. Tanamkan rasa percaya diri anda dengan tidak menambah makanan tambahan sebagai pengganti ASI. Ibu yang bekerja selama cuti sebaiknya menghindari pemberian susu formula. Ibu tidak perlu melatih bayi minum susu formula. Jadi hanya ASI saja yang diberikan kepada bayi. Jangan lupa colustrum atau susu jolong atau susu pertama keluar juga harus diberikan. ASI ini sebaiknya  diberikan sampai bayi berumur 2 tahun.
Penggunaan susu formula sebagai pengganti ASI cenderung menimbulkan suatu perilaku yang tidak hemat. Disamping biaya pengobatan akan cenderung meningkat yang disebabkan karena kurangnya adanya faktor protektif pada bayi. Pada beberapa penelitian telah banyak membuktikan bahwa bayi yang mendapatkan ASI lebih jarang menderita sakit dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan susu formula. Penelitian yang dilakukan di Unit Rawat Jalan RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 1995, menunjukan bahwa bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif menderita sakit 56,6%, sedangkan yang mendapatkan ASI eksklusif menderita sakit 32,6 %. 
Masalah akan bertambah jika ibu tidak memperhatikan dalam pembuatannya. Misalnya sterilitas air, alat/botol dan komposisinya. Air yang tersedia di rumah, terutama di kota Surabaya, jarang ditemukan memenuhi syarat kesehatan. Botol tidak direbus di dalam air yang mendidih serta masih terdapatnya kotoran yang melekat pada botol akibat dari kurang tepat dalam membersihkannya akan mendukung timbulnya diare pada bayi. Apalagi jika ibu salah dalam pencampurannya yaitu komposisi susu dan air tidak benar. Susu yang terlalu encer juga akan berakibat diare pada bayi. Penyebab hal ini bisa karena seringnya ibu mengabaikan tulisan pada label susu sebagai petunjuk cara pemberian susu yang benar. Selain itu lingkungan yang jelek, sanitasi yang tidak terjaga menyebabkan mudah  terkontaminasi oleh bakteri yang berada di sekitarnya. Penyakit diare yang berkepanjangan mengancam kondisi bayi karena akan menyebabkan gizi bayi buruk.
Mengingat kondisi krisis yang berkepanjangan dimana harga-harga melambung tinggi maka carilah  alternatif yang lebih bernilai ekonomis dengan tanpa meninggalkan pertimbangan efisiensi dan efektifitasnya, sehingga tetap menjaga proses tumbuh kembang anak.
Setelah mulai bekerja susuilah bayi sebelum berangkat bekerja, keluarkan ASI setiap  3 – 4 jam dari kedua payudara selama di kantor. ASI yang sudah dikeluarkan bisa disimpan di fasilitas penyimpanan (kulkas) bila ada. Bawalah ASI pulang ke rumah. Pada keesokan harinya bisa diberikan bila ibu tidak mempunyai waktu memberikan ASI oleh karena kesibukan di luar rumah. Cara penyimpanan ASI yang baik adalah pada  suhu kamar, pada udara yang bebas dan tempat yang bersih, selama 6 – 8 jam atau di lemari pendingin (tidak dibekukan) yang bisa disimpan selama 24 – 48 jam. Selain itu juga bisa disimpan di lemari pembeku sampai beberapa bulan. Dalam temperatur  pendingin sampai – 180 C  ASI dapat disimpan sampai dengan 6 bulan. Sepulang bekerja, sesampai di rumah segera susuilah bayinya. Pada malam harinya ASI juga diberikan. Hilangkan rasa malas untuk bangun ketika sudah waktunya bayi “memanggil” anda karena merasakan haus pada malam hari. Tumbuhkan rasa kesabaran dalam mendampingi bayi anda. Ibu yang sekamar, dengan jarak yang tidak terlalu jauh dengan ibunya, akan membantu mempermudah bagi ibu dalam memberikan ASI sesering mungkin dan semau bayi. 
Jangan takut dengan penampilan yang kurang menarik akibat karena menyusui. Memberikan ASI tidak akan membuat payudara kendor atau menggantung yang menyebabkan perubahan pada bentuk payudara. Rawatlah payudara anda sebaik mungkin.
Untuk menunjang kuantitas dan kualitas ASI, ibu harus banyak makan dan minum. Kalau biasanya frekuensi makan  3 x sehari menjadi 5 x sehari. Demikian juga dengan minum, jika biasanya frekuensi minum 8 x / hari menjadi minimum 12 x / hari. Disamping itu juga makanlah makanan yang bergizi. Perhatikan jam istirahatnya dalam sehari. Ibu juga harus mengetahui cara menyusui yang baik dan benar. Perbanyaklah menambah pengetahuan tentang cara pemberian ASI yang baik dan benar serta materi lain yang masih terkait dengan hal tersebut.


Tidak ada komentar:

ARTIKEL TERKAIT


Kirim Komentar Anda Disini